Surabaya – Kejadian kebakaran yang menghanguskan 7 rumah warga di jalan Kemayoran baru gang kelinci pada Minggu (4/11/2024) pagi.
Musibah kejadian tersebut menjadi keprihatinan Komisi A DPRD Kota Surabaya bahkan mengunjungi melihat langsung kondisi korban kebakaran.
“Kami prihatin sekali atas kejadian musibah kebakaran yang menimpa warga Kemayoran baru ini,” ujar Yona Bagus Widyatmoko Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya Senin (4/11/2024) sore.
Ia menjelaskan, kunjungan komisi A DPRD Kota Surabaya ini ingin melihat secara langsung warga yang menjadi korban kebakaran.
“Bagaimana kondisi warga yang menjadi korban kebakaran ini,” terang Yona.
Pihaknya mewakili Komisi A dan DPRD Kota Surabaya juga menyampaikan terima kasih atas sigap tanggap darurat.
“Baik dari warga dan dari mitra kerja kami BPBD maupun Damkar,” kata Yona.
Kedepan, pihaknya juga menyampaikan bahkan mendorong kepada pihak pihak terkait untuk daerah daerah yang aksesnya sulit dijangkau oleh Damkar.
“Kami menghendaki ada titik hidran,” tutur Yono.
Menurut legislator fraksi partai Gerindra ini, bahwa hal itu sebenarnya bukan suatu hal yang sulit untuk direalisasikan
“Karena gang gang sempit sangat sulit dijangkau oleh damkar,” ungkap Yona.
Di dalam gang sempit tersebut, lanjut ia dimungkinkan ada titik hidran dengan mengambil sumber air dari sumur tanah atau tandon.
“Sehingga kita bisa antisipasi dini sebagai penanganan pertama ketika terjadi kebakaran,” papar Yona.
Oleh karena itu alat pemadam kebakaran ringan (APAR) ini, ia menuturkan bukan ada di pos RW, tapi juga ada disetiap RT.
Menurutnya APAR ini bukan hanya sekedar aksesoris atau pelengkap pos, tetapi bagaimana warga ini diberikan sebuah edukasi cara menggunakan APAR yang baik dan benar
“Sehingga kami yakin kalau edukasi ini diberikan secara berkesinambungan ketika ada bahaya kebakaran, di hotspot muncul maka siapapun dengan mudah bisa menggunakan APAR ini,” kata Yona.
Pihaknya juga melihat secara jujur saat ini banyak sekali warga kurang paham bagaimana cara menggunakan APAR.
“Jangankan menggunakan APAR, di balai RW, RT banyak yang expayet atau kadaluarsa,” ungkap Yona.
Jika APAR sudah expayet ini, menurut ia seharusnya di kocok kocok terus dan jangan di diamkan begitu ketika ada kejadian sebuah kebakaran.
“Sehingga APAR ini tidak bisa di fungsikan karena warga tidak paham cara menggunakannya,” kata Yona
Oleh karena itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan BPBD atau Damkar secara berkesinambungan untuk memberikan pelatihan.
“Kepada warga melalui kelompok kelompok masyarakat setempat,” kata Yona
Atas musibah ini, pihaknya juga ikut merasakan kesedihan dan penderitaan warga yang menjadi korban kebakaran.
“Maka itu kami dari komisi A memberikan bantuan yang nilainya tidak besar,” kata Yona
Meski demikian perlu dipahami juga kata ia, ini adalah sebuah musibah akibatnya warga juga kehilangan mata pencarian.
“Tadi kami juga bertanya korban ini adalah pelaku UMKM kecil ketika terkena musibah kebakaran mereka terhenti sementara,” kata Yona.
Maka dari itu, pihaknya dari komisi A memberikan bantuan senilai 1,5 juta untuk setiap rumah yang terbakar.
“Mudah mudahan bantuan ini bisa meringankan beban para korban dampak kebakaran,” pungkas Yona (irw).