Bandara Internasional Yogyakarta, Salah Satu Strategi Mengatasi Defisit Transaksi Berjalan

oleh

Yoygakarta – Indonesia sekarang dikatakan sedang menghadapi permasalahan defisit transaksi berjalan yakni lebih besar import dari pada eksport untuk mengatasi hal itu salah satu dengan strategi mendorong sektor pariwisata.

Dalam mendorong pariwisata agar devisa masuk, harus bisa menciptakan destinasi wisata yang baru, salah satunya adalah pembangunan Bandara Internasional di Kulonprogo Yogyakarta untuk mengatasi permasalahan defisit transaksi berjalan.

“Ini (Bandara Internasional Yogyakarta) adalah infaskruktur dalam rangka menciptakan destinasi wisata baru di Yogyakarta,” ujar Difi A Johansyah Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, jumat (22/08/2019) siang.

Menurut Difi, kalau ini sudah berkembang maka akan menarik perekonomian di wilayah Yogya dan khususnya di jawa tengah mungkin juga bisa merembet ke jawa timur.

“Yogya Airpot ini sudah lama menjadi harapan Bank Indoensia (BI) sebagai infaskrutur pengembangan pariwisata,” ujar Difi A Johansyah Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, jumat(22/08/2019) siang.

Menurut Difi, pihaknya sudah tahu bahwa sekarang ini sedang menghadapi defisit transaksi berjalan, oleh karena itu salah satu obat yang ampuh adalah di sektor pariwisata, yang dimana Yogya Airpot di desain untuk menampung penerbangan pariwisata.

“Ini salah satu strategi untuk pengembangan pariwsata di yogya dan jawa tengah dan juga strategi mengatasi permasalahan yang sedang kita hadapi yakni defisit transaksi berjalan,” katanya ditemui disela-sela kunjungan di Bandara Internasional Kulonprogo Yogyakarta.

Pengembangan pariwisata ini, Difi menjelaskan, sangat berhubungan dengan Bank Indonesia (BI) agar pertumbuhan ekonomi di jawa bisa lebih baik, dan yang kedua khususnya pariwisata dalam rangka mengurangi defisit transaksi berjalan, namum pihaknya belum tahu prediksi berapa persen peningkatannya.

“Kita belum punya prediksi, tapi yang lebih tahu adalah Kementerian Pariwisata yang punya angka prediksinya,” paparnya.

Lanjut Difi mengatakan, jika daerah ini berkembang, maka akan menarik daerah lainnya, seperti jawa tengah dan purworejo termasuk daerah pacitan karena sudah ada jalan tembusan yang sangup memenuhi cargo 500 ton sehari.

“Insya Allah, kalau ada hasil-hasil perikanan kelautan dari pantai selatan, kayak seperti pacitan dan trenggalek bisa langsung kesana nantinya,” katanya.

Pengembangan ini, lebih lanjut Difi menjelaskan, bisa berpengaruh ke jawa timur khusus daerah kematraman kebutuhan logistik seperti gudang dan segala macam lainnya, sayang kita punya produk yang bagus tapi terhalang karena tidak ada gudang dan sarana logistik.

“Kalau sudah ada itu, tadi dia bilang bisa ngirim ke jepang dalam satu hari (One Day Service),” pungkasnya. (irw)