Surabaya – Komisi D menggelar dengar pendapat (Hearing) mengundang Dinas Kesehatan dan Dinas Pariwisata Kota Surabaya yang sudah dijadwalkan
“Hearing ini berkaitan tentang dibatalnya bersandar kapal pesiar di surabaya,” ujar Khusnul Khotimah Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya. Kamis (05/03/2020)
Menurut Fraksi PDIP ini, bahwa apa yang dilakukan pemkot ini langkah antisipatif dan langkah ini dinilai cukup benar dan tepat dalam rangka untuk menjaga masyarakat kota surabaya.
“Ini langkah yang tepat dan pagi ini kami mendapatkan surat dari walikota surabaya,” katanya.
Surat tersebut berkaitan tentang dibatalkanya kapal pesiar yang akan bersandar namun tetap harus melakukan hearing.
“Karena ada beberapa hal yang perlu kita perkuat berkaitan tentang kepariwisataan,” paparnya
Menurut Khusnul, bersandarnya kapal pesiar ini mampu untuk menambah PAD Pemerintah Kota Surabaya.
“Tetapi dalam hal untuk menjaga masyarakat kota surabaya itu harus dilakukan yakni dibatalkan,” katanya.
Salah satu isi surat dari walikota yang diterimanya, diantaranya karena disitu di dalam kapal ada warga yang kondisinya demam.
“Saat ini sedang dipantau dalam pemantauan,” ungkapnya
Khusnul menyampaikan, event bersandarnya kapal ini bukan event pertama kali maka pihaknya juga meminta kepada pemkot untuk memastikan kembali event event itu.
“Selama negara kita dalam rangka menjaga warga masyarakatnya dari virus (Corona) yang saat ini sedang mewabah,” terangnya.
Menurut Khusnul, Virus corona ini, kalau kita melihat sebagai virus yang cukup mematikan tetapi pihaknya kembali menyampaikan imbuan kita semua tidak perlu ada kepanikan
“Tetapi kewaspadaan itu menjadi sangat penting,” tuturnya.
Selain itu, sisi lain yang perlu digaris bawahi yakni masyarakat memulai lebih membiasakan diri untuk cuci tangan, dan memakai masker.
“Saya juga mengimbau pemkot dalam hal kesehatan terutama di pusat fasilitas dan layanan publik serta lain sebagainya untuk disiapkan masker,” tuturnya.
Meski demikian, dikatakan tidak ada masyarakat kondisinya bersin secara tiba tiba dan kemudian kalau dimungkinkan terkena flu dan sebagainya maka berdampak bagi warga yang ada di sekitarnya.
“Karena sejatinya kalau orang flu itu seharusnya menggunakan masker agar yang lainnya tidak mengalami hal yang sama atau menerima tebaran virus yang diderita oleh pasien yang kondisinya tidak sehat,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Antiek Sugiharti mengatakan, bahwa sejauh ini Pemkot Surabaya tidak melakukan perubahan even memperingati HUT Kota Surabaya.
“Sementara untuk even dari rangkaian hari jadi tetap sesuai jadwal karena bersifat domestik “ ujar Antiek saat ditemui di gedung DPRD Kota Surabaya.
Ia juga menambahkan untuk tamu-tamu yang dari luar negeri sementara tidak melibatkan negara-negara yang terjangkit virus Corona.
“Untuk tamu asing yang pasti sudah tinggal lama diluar negara yang terjangkit wabah virus corona,“ tambahnya.
Setelah mendapat laporan ada dua penumpang kapal pesiar Viking Sun suspect Virus Corona, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung melayangkan surat penolakan. Laporan ini dia terima dari pihak Labuan Bajo, tempat bersandarnya kapal tersebut sebelum ke Surabaya.
“Ternyata ada dua yang diperkirakan itu menderita (Virus Corona), sehingga kemudian kita tunjukkan ke RS Unair bahwa itu ada penumpangnya yang suspect,” paparnya.
Terkait ada dua penumpang kapal pesiar mengalami gejala demam, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya tidak melakukan jemput bola.
Kepala Dinkes Kota Surabaya Febria Rachmanita menegaskan bahwa sudah ada pemberitahuan kapal pesiar tersebut tidak boleh mendarat di Surabaya.
“Perkembangan kondisi dua penumpang kapal pesiar sekarang ini kita belum tahu. Karena kita tidak melakukan pemeriksaan ke laboratorium,” ucap Febria.
Febria mengimbau kepada masyarakat Surabaya tidak perlu panik dan kita harus tenang. Yang terpenting jaga imunitas tubuh, stamina, dan lakukan hidup bersih dan sehat.
“Jangan sampai memegang wajah sebelum mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu,”pungkasnya. (irw)