Surabaya – Nur Shifa Widya Putri (12) Siswi Kelas IV SDN Tembok Dukuh III Surabaya pergi dari rumah sejak Rabu (25/05/2022) hingga sekarang belum kembali.
Pasalnya, siswi akrab disapa Widya ini diduga mendapatkan kalimat akan tidak naik kelas lagi dari gurunya, sehingga mengadu kepada orang tuanya.
Palupi Anggraini orang tua Widya menceritakan, pada waktu itu dirinya hendak menjenguk adik saudaranya pada sore hari.
“Terus dia (Widya red) sekitar jam 4 sore memang pamit ngaji”, kata Palupi Anggraini
Sebelum pergi dari rumah, kata Palupi Anggraini, pagi anaknya masuk sekolah yang sempat dikatakan tidak akan naik kelas dari gurunya.
“Setelah pulang sekolah dia (Widya red) marah marah sambil brukk brukk gitu”, katanya. kepada wartawan. Kamis (02/06/2022) siang.
Kemudian, Palupi Anggraini bertanya kepada Widya kenapa anak mama yang cantik marah marah seperti itu.
“Onok opo dhok anak mama seng ayu kok marah marah seperti itu ? “, tanya Palupi Anggraini kepada Widya
Atas pertanyaan itu Widya menjawab, kata Palupi Anggraini, ibunya disuruh dimintai untuk berbicara dengan gurunya.
“Ma..Bu Murjiati (Guru red) loh kandanono engkok aku (Widya red) gak di unggahno (Kelas) maneh “, ucapnya.
Atas hal itu, Palupi Anggraini kembali bertanya mengapa guru sampai bisa berbicara seperti itu dihadapan anaknya.
“Loh guru kok bilang gitu, ya sudah nanti mama tak parani kepala sekolahe saya bilang seperti itu,” katanya dihadapan Widya.
“Yo paranono ma.. aku (Widya red) Yo di ilokno ambek arek arek (teman red)”, sahut Widya dihadapan ibunya.
Untuk menenangkan kemarahan Widya ini, Palupi Anggraini mengajak anaknya membantu pekerjaan ibunya setiap hari setelah pulang sekolah.
“Saya kan bekerja pembantu rumah tangga orang pak”, ungkapnya sembari meneteskan air mata.
Widya, menurut Palupi Anggraini, dinilai rajin membantu pekerjaan orang tuanya sebagai asisten rumah tangga (ART) berada di gang sebelah rumahnya
“Kalau tidak ada dia (Widya red) saya itu ketok ketoken terus pak “, keluhnya sembari kembali menetaskan air mata.
Oleh karena itu, Palupi Anggraini pergi ke sekolah untuk mengantarkan surat laporan dari kepolisian tetapi pihak sekolah dirasa enggan menanggapi.
“Malah mereka tidak menanggapi dan tidak merasa prihatin kepada saya pak “, keluhnya.
Palupi Anggraini mengaku sempat juga bertemu dengan guru yang dimaksud mengatakan bagaimana Widya bisa naik kelas sedangkan nilainya kosong.
Mendengar penjelasan tersebut, Palupi Anggraini sempat membantah tidak mungkin nilai anaknya kosong.
“Non sen kalau nilai anak saya (Widya) kosong, anak bodoh saja bisa kerjakan tugas karena daring yang mengerjakan pasti orang tuanya “, katanya.
Kepala Sekolah, kata Palupi Anggraini sempat datang ke rumahnya, dirinya dimintai untuk bersabar.
“Kemarin kepala sekolah datang ke rumah saya bahkan saya disuruh telpon ibu guru Murjiati “, katanya.
Atas permintaan kepala sekolah ini, Palupi Anggraini enggan menanggapi sebab anaknya sudah terlanjur pergi dari rumah hingga satu minggu ini belum pulang.
“Saya sudah malas Bu sebab anak saya sampai detik ini masih belum pulang “, keluhnya sembari kembali menangis.
Widya pergi meninggalkan rumah, kata Palupi, awal mula pamitan berangkat mengaji dekat rumahnya sekitar pukul 16.00 wib sore
“Waktu itu jam 4 sore anak (Widya red) saya pamit berangkat ngaji “, katanya.
Palupi Anggraini juga tidak mempunyai firasat apapun kepada anaknya hingga sampai pulang mengaji setelah magrif.
“Saya tidak punya firasat apa apa ke anak saya hingga sampai pulang ngaji setelah magrif “, katanya
Namun tidak disangka, Palupi Anggraini yang menunggu pulang anaknya mengaji sejak magrif hingga isya ternyata tidak kunjung pulang.
“Waktu itu saya bingung, terus saya datang ke guru ngajinya katanya anak saya tidak masuk”, katanya.
Melihat Widya tidak kunjung pulang ke rumah, Palupi Anggraini yang ditemani saudaranya mencari anaknya ke teman teman Widya.
“Saya dan saudara saya ini mencari sampai ke daerah kenjeran dan ke teman teman anak saya juga “, katanya
Meski berusaha mencari Widya yang belum juga ditemukan, Palupi Anggraini ditemani saudaranya akhirnya melapor ke Polsek bahkan ke call center 112.
“Saya akhirnya melapor ke polisi dan ke call center 112 dibantu teman saya satpol pp juga “, katanya.
Untuk itu, Palupi Anggraini berharap agar anaknya bisa segera ditemukan dengan selamat dalam kondisi baik baik
“Ya semoga anak saya (Widya red) bisa segera ditemukan dengan selamat “, harapannya. sembari kembali meneteskan air mata.
Mendapat aduan hal tersebut, Anggota DPRD Surabaya Budi Leksono langsung menjenguk keluarga Palupi Anggraini yang mengalami anaknya pergi dari rumah
“Hari ini saya menjenguk sekaligus ikut prihatin apa yang dialami oleh ibu Palupi Anggraini saat ini “, ujarnya.
Untuk itu, Legislator PDIP ini akan menampung semua keluhan dan juga mengkroscek ke guru bersangkutan dengan apa yang sudah diungkapkan oleh Palupi Anggriani.
“Kita akan tampung semua keluhan dari ibu Palupi Anggraini ini “, terang Budi Leksono disapa akrab Haji Bulek”s
Seusai mendengar keluhan, Sekretaris Komisi A ini mencoba mendatangi ke sekolahan bersama Palupi Anggraini beserta saudaranya.
“Tadi kita datang bersama sama untuk menemui guru wali kelas tapi beliau ini sudah pulang selesai tugas mengajar “, ungkap Haji Bulek”s.
Meski demikian, kedatangan H Bulek”s dan Palupi Anggraini bersama keluarga tetap diterima guru lainnya yang masih berada di sekolahan.
“Tadi kita lihat bersama sama bahwa kita diterima oleh 2 guru lainnya tapi belum bisa memberikan penjelasan”, ungkapnya.
Untuk itu, Bulek”s berusaha akan terus berkeinginan bertemu dengan guru wali kelas berkaitan dengan masalah ini.
“Intinya kita ingin kroscek seperti apa kebenarannya agar bisa mencari solusi yang terbaik”, tuturnya.
Bulek”s juga menyampaikan terima kasih kepada pihak sekolah yang telah ikut membantu pencarian Widya yang sampai sekarang belum pulang ke rumah orang tuanya.
“Kami juga menyampaikan terima kasih ke pihak sekolah ikut membantu dalam pencarian Widya “, pungkasnya. (irw)