Diduga Oknum Satpol PP Lakukan Pemukulan ke Warga, Anggota Dewan Minta Ditindak tegas

oleh

Surabaya – Berawal dari berpapasan hingga saling lempar omongan, seorang warga berinisial MT (56) mengalami pemukulan.

Peristiwa pemukulan diduga dilakukan oleh oknum Satpol PP berinisial WY di kawasan surabaya timur pada selasa (24/08/2021) sekitar pukul 02.30 wib pagi dini hari.

Kepada wartawan, MT (56) berprofesi sebagai sekurity menceritakan, saat itu ia sedang makan nasi goreng di warung seberang jalan.

“Waktu itu sekitar pukul 02.30 wib pagi dini hari selasa (24/08/2021),” katanya.

Usai makan, MT duduk duduk di depan gang kampung kemudian keluar bertemu berpapasan dengan yang diduga oknum Satpol PP

“Waktu itu saya berpapasan dengan dia (diduga oknum Satpol PP) berjalan sempoyongan,” katanya.

Diduga oknum Satpol PP tersebut, kata MT, menghampiri dirinya sambil berkata opo (Apa) lalu oleh MT dibalas dengan kata yang sama.

“Saya membalas dengan kata sama opo (Apa) gitu,” ucapnya

Setelah itu, MT mengeluarkan kalimat bersifat mengingatkan kepada oknum yang diduga satpol pp tersebut.

“Saya ngomong ke dia (diduga oknum Satpol PP), biasa ae pok o (biasa saja lah),” ucapnya.

Setelah itu, MT menolehkan kepala ke belakang, tiba tiba oknum yang diduga Satpol PP itu memukul dirinya.

“Dia (diduga oknum Satpol PP) ini tiba tiba memukul saya, lalu saya balas, sampai dilerai oleh temannya,” katanya.

Usai memukul dan dilerai oknum yang diduga Satpol PP tersebut dibawa pulang oleh temannya sesama oknum yang diduga satpol pp juga.

“Dia (diduga oknum Satpol PP) ini bawa pulang oleh temannya ke arah selatan,” katanya

Saat pergi dibawa pulang, MT duduk di warung kopi, dan tidak lama kemudian oknum yang diduga satpol pp itu datang lagi.

“Dia (diduga oknum satpol pp) ini datang lagi dengan membawa teman temannya,” katanya.

Mereka, kata MT, datang menggunakan mobil APV berplat merah lalu kemudian turun berkeinginan membawa dirinya.

“Tapi saya enggak mau dibawa, salah saya apa ?,” ucapnya sambil mencatat nomer mobil tersebut.

Atas kejadian itu, MT mengaku sakit hati bahkan menyebutkan salah satu nama oknum diduga satpol pp yang memukul dirinya.

“Sebenarnya saya enggak mau sebutkan nama, hanya inisial aja yakni WY sebagai Danyon Satpol PP Kota Surabaya,” ungkapnya.

Alasan pemukulan, MT mengaku tidak mengetahui apa alasannya sampai dirinya mengalami pemukulan dilakukan oleh oknum yang diduga satpol pp.

“Saya enggak tahu jelas apa alasannya kemungikinan mabuk habis keluar dari hiburan malam,” katanya.

Saat dikonfirmasi, Kasatpol PP Kota Surabaya Eddy Christianto mengaku belum bertemu dengan yang bersangkutan

“Saya belum ketemu dengan yang bersangkutan ini masih dilapangan,” ujar Eddy Christianto.saat dikonfirmasi wartawan melalui telpon whatShapp

Atas peristiwa tersebut, pihaknya akan meminta keterangan terhadap yang bersangkutan.

“Saya mintai dulu lah yang bersangkutan (oknum diduga satpol pp),” terang Edi

Jika ditemukan ada pelanggaran diduga dilakukan oknum Satpol PP, pihaknya akan dilakukan proses dan pengawasan secara internal.

“Yang jelas akan kami proses secara internal sesuai dengan undang undang kedisiplinan jika itu sudah akurat,,” tegas Eddy

Informasi peristiwa pemukulan diduga dilakukan oknum Satpol PP ini, pihaknya, mengaku informasi dari media.

“Saya tahunya dari media saja, tetapi secara detail belum tahu,” kata Eddy

Sementara itu, rekan MT bernama Bai Haki Akbar mencoba mendatangi mako Satpol PP Kota Surabaya untuk meminta penjelasan terkait peristiwa itu.

“Saya tadi datang (Mako Satpol PP Kota Surabaya) kesana mewakili rekan saya MT,” kata Bai.

Tidak hanya disitu, ia pun mendatangi kantor DPRD Surabaya bertemu dengan
Anas Karno Anggota DPRD Surabaya.

“Saya datang ke kantor DPRD Surabaya bertemu dengan pak Anas Karno untuk mengadukan peristiwa yang dialami oleh rekan saya MT ini,” kata Bai.

Kepada Anas Karno, Ia menceritakan, bahwa rekannya MT mengalami penganiayaan pemukulan dilakukan oleh oknum diduga Satpol PP.

“Informasi dari MT adalah oknum diduga dari Satpol PP berinisial WY menjabat sebagai Danyo,” kata Bai.

Atas peristiwa itu, ia melihatnya suatu penyalahgunaan jabatan karena setelah mencari sebab musabab yang sudah diketahui.

“Ini adalah penyalahgunaan jabatan dan kewenangan Satpol PP sebagi penegak perda,” terang Bai.

Untuk itu, pihaknya berharap kepada anggota DPRD Surabaya bisa membantu menyelesaikan permasalahan tersebut

“Saya berharap pak Anas karno sebagai anggota DPRD Surabaya bisa membantu kami menyelesaikan permasalahan ini,” pinta Bai yang juga sekjen organisasi Himpunan Putra Putri Madura (HIPPA)

Usai menceritakan keluhannya tersebut, ia mengajak Anas Karno untuk bertemu dengan MT yang mengalami pemukulan tersebut.

Menanggapi pengaduan ini, Anas Karno menyoroti institusi atau lembaga Satpol PP yang dirasa menyalahgunakan atas jabatan dan kewenangan

“Yang saya soroti adalah institusi atau lembaga dari Satpol PP itu sendiri,” ujar Anas Karno sapaan akrab Anas.

Selain institusi yang disoroti, Anas juga mendapatkan informasi dari pengaduan bahwa sebelum peristiwa keributan dan pemukulan.

“Oknum diduga dari satpol pp ini selesai acara keluar dari tempat dunia malam,” ungkapnya.

Tidak hanya itu saja, lanjut politisi PDIP ini menyebutkan, ada bukti tagihan juga yang belum diselesaikan apalagi sampai mengeluarkan fisik.

“Hal ini harus ditindak tegas,” kata Anas.

Karena, menurut Wakil Ketua Komisi B ini, menyangkut marwah institusi Satpol PP yang dirasa sudah mulai baik dalam penanganan PKL dan penataan kota surabaya.

“Kalau penanganan dilakukan dengan kekerasan ini dapat merusak lembaga atau institusi Satpol PP itu sendiri,” terang Anas.

Kondisi surabaya, menurut ia, dimasa pandemi sekarang dirasa sudah mulai menurun di level 3 artinya sudah mulai membaik.

“Kondisi surabaya sekarang di level 3 sudah mulai membaik jangan sampai dirusak oleh oknum,” kata Anas.

Atas peristiwa itu, ia mengaku prihatin dan sangat disayangkan jika ada oknum yang diduga satpol pp melakukan tindakan semacam itu.

“Ini harus diberikan sanksi tegas agar tidak terulang lagi sehingga kondisi surabaya tetap aman,” pungkas Anas. (irw)