Dikenal Vokal di Legislatif, Pengamat : Arif Fathoni Berpeluang Masuk Jajaran Eksekutif

oleh

Surabaya – Munculnya dua nama kader Partai Golkar yakni Zahrul Azhar As’ad (Gus Han) dan Arif Fathoni dalam bursa Bakal Calon Wakil Walikota Surabaya untuk mendampingi Machfud Arifin (MA) di Pilwali kota surabaya mendatang.

Kedua kader dari partai golkar ini mendapat respect dari Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam mengatakan, kalau politik memberikan peluang bagi calon calon milenial di dalam konteks krisis itu biasanya semangat perubahan banyak muncul pemimpin pemimpin dari kalangan milenial.

“Apalagi seperti mas Arif Fathoni yang juga sebagai anggota legislatif dikenal cukup vokal,” ujar Surokim Abdussalam. Kamis (01/07/2020)

Bukan hanya vokal saja, kata ia, publik pun juga merekam sepak terjang beliau (Arif Fathoni) atas gagasan, koreksi, evaluasi dan pengawasannya terhadap kinerja eksekutif.

“Kalau seandainya ruang politik bisa memberikan akses masuk bagi kalangan milenial muda ke jajaran eksekutif ini menurut saya layak di apreasi,” kata Surokim.

Menurut Dosen Komunikasi Politik Universitas Trunojoyo Madura ini, memang tidak mudah bagi politisi muda masuk ke skruktur politik, tapi di beberapa tempat politisi muda banyak membuat perubahan.

“Semangatnya lebih kenceng dan energinya lebih kuat,” kata Surokim

Dan itu, menurut ia, kadang kadang lebih cocok dalam situasi krisis yang tidak normal dan setidaknya kepimpinan kalangan muda biasanya lebih cocok membawa perubahan.

“Jadi saya mengapreasi peluang masuknya politisi muda dalam kontestasi di jajaran eksekutif,” terang Surokim

Ditanya soal elektabilitas ke dua kader Partai Golkar tersebut, kata ia, kader partai biasanya ditempatkan di skruktur politik yang mapan dan pengalaman pengalaman politiknya relatif lebih stabil dan mumpuni dalam hal kaderisasi.

“Kalau mas Arif Fathony selama ini sudah ditingkat level kota surabaya, sedangkan Gus Han ada level tingkat wilayah (Jawa Timur),” kata Surokim

Namun tidak dipungkir, ia menerangkan, bahwa kehendak partai itu tetap skruktural, yang paling kuat adalah DPP yang akan melihat dan menentukan siapa yang lebih pantas .

“Saya berpikiran baik Gus Has maupun Arif Fathoni sama sama punya peluang dan ada plus minus,” terang Surokim.

Sehingga, menurut ia, pada akhirnya yang punya otoritas untuk menilai semua itu adalah DPP, dan publik pun sudah tahu sepak terjang antara Gus Han dan Arif Fahtoni punya plus minusnya.

“Keduanya sangat layak karena berasal dari kalangan muda milenial,” kata Surokim

Keduanya ini, menurut ia, punya semangat untuk membawa perubahan yang cukup kuat dan 30 persen pemilih surabaya berasal dari kalangan muda milenial di pilkada surabaya mendatang.

“Kalau head to head antara Gus Han dan Arif Fahtoni, kami kurang tahu, karena terakhir survey bulan desember 2019 mau lanjut sampai bulat maret 2020 kami tidak survey, karena situasi pandemi covid, ” pungkasnya. (irw)