Surabaya – Menanggapi Dolly harus dibuka lagi yang diutarakan oleh Asrillia Kurniati Bambang Caleg Provinsi Jatim Dapil Surabaya dari Partai Gerinda, mendapat tanggapan tidak setuju dari salah satu Caleg DPRD Kota Surabaya Dapil 3 dari Partai Berkarya
“Secara pribadi saya sangat tidak setuju kalau ada pendapat dolly harus dibuka lagi,” Ujar I Gusti Aju Nitya Dharmani Caleg DPRD Kota Surabaya Dapil 3 dari Partai Berkarya, Sabtu, (29/09/2018).
Menurut Ia, sebagai warga asli surabaya, perjuangan Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya untuk menutup lokalisasi Dolly terbesar di Asia Tenggara ini bukan hal mudah karena butuh waktu dan dukungan serta kesepakatan bersama dari semua kalangan termasuk lintas tokoh agama.
“Kalau ada pendapat Dolly harus dibuka lagi, apa alasannya ? ini yang perlu kita pertanyakan,” Katanya.
Pihaknya menjelaskan, penutupan lokalisasi Dolly dilakukan oleh Wali Kota Surabaya sudah pas dan sudah ada dasar hukumnya (Perda), bahkan dari sisi agama pun jelas dilarang adanya tempat lokalisasi prostitusi yang berbau kemaksiatan.
“Bahkan mendapat dosa besar bila itu dilakukan baik dari PSK, penyedia maupun para penggunanya,” paparnya.
Pihaknya mengungkapkan, secara aturan hukum sudah larangan yang dituangkan dalam Perda No 7 Tahun 1999 tentang penggunaan tempat yang dijadikan untuk kegiatan asusila, selain itu juga ada aturan hukum tentang perlindungan perempuan dan anak.
“Kalau bicara tentang penutupan maupun dampaknya penyakit HIV/ADIS memang ada garis merahnya, namun konteksnya berbeda, ditutup ya wes ditutup, gak usah dibuka lagi,” Ungkapnya.
Pihaknya menambahkan, sangat menyesalkan sekali bila ada seorang sebagai Calon Legislatif (Caleg) mengutarakan pendapatnya Dolly harus dibuka lagi, pendapat ini tidak bermutu dan tidak bermanfaat hanya mencari pencitraan apalagi di tahun politik.
“Sekali lagi pendapat tersebut tidak bermutu dan tidak bermanfaat hanya mencari pencitraan saja, lebih baik membuat misi dan visi serta progam yang bermanfaat untuk masyarakat,” Pungkasnya. (irw)
