Hari Kartini, SMAMDA Surabaya Pentas Arena Tumbuhkan Nasionalisme

oleh
foto - smamda surabaya gelar pentas arena di hari kartini
foto – smamda surabaya gelar pentas arena

 

Surabaya – Ada cara banyak cara untuk memeringati Hari Kartini, mulai dari karnaval, kegiatan bakti sosial, lomba-lomba fashion, menulis cerita dan lain sebagainya, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (SMAMDA) mempunyai cara tersendiri untuk memeringati hari bersejarah bagi kaum wanita ini. Sabtu, (21/04/18) malam hari. 

SMAMDA menggelar PENA (Pentas Arena) di balai budaya pemuda surabaya dengan pementasan teater yang berjudul Omah. Cerita yang diusung merupakan gabungan dari sejarah dan fiksi karya siswa. Dengan mengambil Setting Surabaya, 1945, tokoh utama Marni, yang meninggalkan kampung halaman demi menyusul kekasihnya, Priyo yang bekerja untuk Belanda.

Marni menumpang hidup dan membantu di dapur umum Bu Dariah di Jagalan. Baginya Priyo adalah rumahnya tetapi tidak dengan priyo. Bagi Priyo rumahnya adalah kemewahan. Marni kali ini berada dalam dua pilihan, memilih Priyo atau tanah airnya, Indonesia.

foto hari kartini smamda surabaya pentas arena
foto smamda surabaya pentas arena

 

Toko Bu Dariah merupakan Bu Dar Mortir. Tokoh pejuang perempuan yang tidak asing di kalangan warga Surabaya terutama angkatan 45 dan kodam V Brawijaya. Ketika Inggris menyerbu Surabaya, Bu Dar adalah orang yang pertama menginisiasi pendirian dapur umum karena pemuda-pemuda yang maju bertempur itu tentunya tidak kepikiran bagaimana nanti mereka bisa mendapatkan ransum makanan.

Selain mendirikan dapur umum, Bu Dar juga mendirikan dan mengorganisir pos-pos PMI untuk merawat para pejuang yang terluka. Bu Dar senantiasa mengawasi ketat distribusi nasi bungkusnya.

“Kami memang sengaja untuk mengangkat seorang pejuang wanita dari Surabaya,” ungkap Darwis Okta Effendi. S.Pd., pembina ekstrakuriler Teater.

Bu Dar Mortir, sambung Darwis, tidak begitu dikenal oleh masyarakat Surabaya padahal peranannya sangat penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sedangkan untuk judul Omah, Ia menjelaskan bahwa Omah analoginya adalah Surabaya, rumah kita yang patut dipertahankan ketika akan direbut penjajah.

Ia juga menjelaskan moment 21 April ini tidak hanya memeringati hari Kartini, tetapi juga memerangati ulang tahun ekskul Teater yang genap berusia 31 tahun ini. Banyak karya pementasan yang telah ditelurkan ekskul yang tergolong tua di SMAMDA.

“Ini adalah pentas arena yang ke 13, ” terang Darwis. PENA sebelumnya pada tahun 2013 lalu imbuhnya.

Pementasan Drama teater ini diharapkan bisa mengasah kreativitas siswa dalam bidang seni peran dan menambah pengetahuan siswa terutama sejarah. Hal ini seperti yang disampaikan Astajab, S.Pd, M M kepala SMAMDA.

“Kegiatan ini selain memeringati hari kartini juga untuk mengasah kreativitas siswa dalam menggelar pentas seni, terutama pementasan drama,” ungkap Astajab.

Ia memberi kesempatan untuk siswa siswi yang tergabung dalam ekstrakurikuler teater untuk berkreasi menggabungkan cerita sejarah dan fiksi.

“Saya juga berharap dengan pementasan ini siswa SMAMDA juga bertambah wawasannya tentang pejuang wanita yang bernama Bu Dar Mortir yang tidak banyak diperbincangkan,” pungkasnya. (red)