Kepala Perwakilan BI Jatim : Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 2016 Semakin Baik

oleh
foto Bank Indonesia (BI) Wilayah IV Jawa Timur Gelar Jumpa Press
foto Bank Indonesia (BI) Wilayah IV Jawa Timur Gelar Jumpa Press

Surabaya – BSO – Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur menunjukkan kinerja yang membaik hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur menyatakan Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik ini di dorong oleh akselerasi konsumsi domestik serta meningkatnya kinerja ekspor luar negeri pada triwulan IV 2016.

“Bank Indonesia Jawa Timur memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dapat mencapai level 5,5 – 5,9% pada tahun 2016 ini, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya,” Kata Benny Siswanto. Kamis (29/12/2016) saat jumpa press.

Menurut Benny mengatakan, Dari sisi permintaan konsumsi diperkirakan terakselerasi seiring dengan peningkatan consumer confidence yang dipengaruhi oleh faktor seasonal di akhir tahun 2016 dan terciptanya kondisistabilitas perekonomian (nilai tukar yang stabildaninflasi yang rendah).

“Selain itu, kinerja ekspor diperkirakan meningkat, didorong oleh peningkatan ekspor ke USA dan Tiongkok. Sedangkan, investasi diperkirakan melambat namun masih sejalan dengan perkiraan,” Katanya.

Lanjut Benny menjelaskan, Dari sisi penawaran, kinerja pada pertanian diperkirakan meningkat sesuai pola musiman. seperti, Sektor industri pengolahan diperkirakan terakselerasi untuk mendukung peningkatan domestik dan external demand. dan kinerja sektor perdagangan.

“Diperkirakan meningkat sesuai dengan perkiraan, terutama didorong oleh perdagangan besar,selain itu, kinerja sektor konstruksi diperkirakan melambat ditandai perlambatan konsumsi semen,” Jelasnya.

foto Bank Indonesia (BI) Wilayah IV  Jawa Timur Gelar Jumpa Press
foto Bank Indonesia (BI) Wilayah IV Jawa Timur Gelar Jumpa Press

Masih Benny menerangkan, Untuk Inflasi Jawa Timur pada tahun 2016 diperkirakan pada kisaran 2,6% – 2,8% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan batas bawah target inflasi nasional (4±1%). Inflasi Jawa Timur yang relatif stabil sepanjang tahun 2016, didorong oleh stabilnya inflasi inti.

“Terjaganya inflasi administered price dan trend penurunan inflasi volatile foods. Rendahnya inflasi komoditas pangan strategis didorong oleh upaya stabilitas harga yang semakin baik, melalui perbaikan pola produksi, operasi pasar, maupun efisiensi rantai distribusi,” Terangnya.

Benny mengungkapkan, Bank Indonesia Jawa Timur dan TPID Jawa Timur telah melakukan upaya pengendalian inflasi dengan mengacu pada 5 (lima) pilar strategi utama, yaitu, Pertama Penguatan Kelembagaan, melalui penyusunan roadmap pengendalian inflasi Provinsi Jawa Timur serta roadmap pengendalian inflasi di 16 Kabupaten/Kota di Jawa Timur

“Ini bertujuan agar supaya program-program pengendalian inflasi sejalan dengan arah dan sasaran inflasi nasional,” Ungkapnya

Sedangkan kedua lanjut Benny menjelaskan, Produksi, Distribusi dan Konektivitas, melalui penandatanganan Kesepakatan Bersama Kerjasama Pengembangan Ekonomi, Pengendalian Inflasi, dan Pengembangan Produk Unggulan Daerah antara Gubernur JawaTimur dengan 16 Kabupaten/Kota di JawaTimur dalam upaya efisien rantai distribusi pangan.

“Ketiga Regulasi & Monitoring melalui sinergi kebijakan TPID dalam pengendalian harga, melalui 6 (Enam) Paket Kebijakan (Six Package),” Pungkasnya.

Dalam rangka memastikan stabilitas harga menjelang Ramadhan & Lebaran dan Operasi Pasar mandiri yang dilakukan oleh instansi terkait dalam rangka mengawal terjaganya stabilitas harga menjelang Natal dan Tahun Baru,Keempat adalah Kajian & Informasi, terus mengupayakan pengembangan Sistem Informasi secara terintegrasi dan komprehensif.

“Guna mengoptimalkan fungsi pemantauan dan pengendalian Inflasi di Jawa Timur; serta kelima pengendalian ekspektasi, melalui sinergi pengendalian ekspektasi secara massive dan serentak oleh seluruh TPID di Jawa Timur,” Katanya.

foto Bank Indonesia (BI) Wilayah IV  Jawa Timur Gelar Jumpa Press
foto Bank Indonesia (BI) Wilayah IV Jawa Timur Gelar Jumpa Press

Kondisi sistem keuangan Jawa Timur masih ditopang oleh ketahanan sistem perbankan yang terjaga. Sampai dengan November 2016, stabilitas sistem keuanganmenunjukkan perbaikan yang tercermin melalui penurunan rasio NPL dan peningkatan likuiditas perbankan. Rasio NPL menurun dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 2,75%.namun, perlu diwaspadai tren peningkatan NPL korporasi.

“Kinerja intermediasi perbankan Jawa Timur pun masih terjaga dan membaik dibandingkan periode sebelumnya. Ketahanan likuiditas Bank-bank berkantor pusat di Jatim tercatat relatif baik yang tercermin dari rasio AL/NCD dan AL/DPK masih berada dibawah thresholdnya,”Ujarnya

Posisi aset perbankan pada bulan November 2016 tercatat meningkat dari 6,77% (oktober 2016) menjadi 8,14% dipengaruhi peningkatan kredit dari 7,62% oktober 2016 menjadi 8,68% Peningkatan penyaluran kredit turut dipengaruhi peningkatan Dana Pihak Ketiga dari 8,24% oktober 2016 menjadi 10,30%.

“Kedepan sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan dampak pelonggaran kebijakan moneter dan makro prudensial yang telah dilakukan sebelumnya, pertumbuhan kreditdan DPK diperkirakan semakin membaik pada tahun 2017,” Pungkanya.

Sementara itu, adanya faktor seasonal di akhir tahun turut mendorong peningkatan transaksi baik tunai maupun non tunai. Nainya kebutuhan uang tunai pada bulan Desember 2016 tercermin dari peningkatan proyeksi kebutuhan bank-bank dan juga realisasi transaksi di masyarakat.

Kebutuhan uang periode menjelang Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 (Desember 2016) di Jawa Timur diproyeksikan sebesar Rp11,06 trilyun atau meningkat 28% dari realisasi tahun sebelumnya (tahun 2015) yang sebesar Rp8,654 trilyun. Peningkatan yang cukup signifikan ini disebabkan adanya libur panjang di akhir bulan Desember 2016 (Libur Natal dan Tahun Baru) serta potensi peningkatan pembayaran tunjangan hari raya maupun akhir tahun oleh perusahaan, dan peningkatan transaksi tunai di masyarakat.

Sedangkan untuk kebutuhan uang NKRI Tahun Emisi 2016 (baru) di masyarakat, pendistribusian dilakukan melalui kegiatan Layanan Kas di luar Kantor (Kas Keliling) dengan model penukaran perpaket senilai Rp 300.000 s/d Rp 500.000 ini Mengingat persediaan uang NKRI

Tahun Emisi 2016 bersifat terbatas, serta masih berlakunya uang rupiah sebelumnya, maka Bank Indonesia tidak membuka penukaran khusus uang baru secara masif. Bank Indonesia Jawa Timur pun secara bertahap telah mendistribusikan kepada perbankan agar dapat diedarkan kepada seluruh masyarakat di Jawa Timur. (red)