Surabaya – DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) telah merekom jagoan PDI-P Eri Cahyadi-Armuji (Er-Ji) yang didukung pada Pilkada Surabaya 2020.
Namun keputusan itu tidak sesuai dengan keinginan kader-kader PSI di tingkat grassroot (akar rumput). Tak heran jika terjadi dualisme dukungan.
Beberapa mantan pengurus DPW, DPD, DPC dan ratusan simpatisan PSI se-Kota Surabaya justru melabuhkan pilihan ke paslon nomor urut 2, Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU).
Dukungan kepada Machfud Arifin-Mujiaman disampaikan langsung oleh petinggi PSI, Wendik Alfianto (mantan wakil ketua DPW PSI Jatim), Puji Andasari (mantan ketua DPD PSI Surabaya/ kini wakil Sekretaris DPD PSI Surabaya), Edwin Wijaya (mantan sekretaris DPD PSI Surabaya), Andien Eko (mantan ketua DPC PSI Wonokromo), serta mantan calon wakil wali kota dari jalur independen (perseorangan) Gunawan di Hotel Mercure, Rabu (28/10/2020) lalu.
Lalu apa alasan kader-kader PSI membelot dan lebih memilih mendukung Machfud Arifin-Mujiaman?
Gunawan yang dikonfirmasi Minggu (01/11/2020) menilai program paslon nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman sangat realistis disertai komitmen dalam memperjuangkan permasalahan yang membelit masyarakat puluhan tahun, seperti kasus tanah surat ijo, Pasar Turi, Pasar Tunjungan dan lain lain.
“Pilihan kami ke Pak Machfud-Mujiaman karena Pak MA secara langsung dan tegas menyatakan program prioritas pertama ketika menjadi wali kota, yakni membebaskan penarikan retribusi lahan surat ijo sampai proses peralihan surat ijo ke sertifikat hak milik (SHM) selesai. Mengingat, lahan surat ijo yang seharusnya menjadi hak wong cilik ini sudah puluhan tahun tidak ada kepastian dan kejelasan,” ujar Gunawan yang pernah menjadi caleg DPRD Jatim Dapil Surabaya dari PSI pada Pileg 2019.
” Selama ini kami sudah banyak melakukan upaya terhadap kasus surat ijo, bahkan empat anggota DPRD Surabaya yang telah kami pilih tak mau tahu terkait problem ini,” ungkap dia.
Gunawan melihat ada keseriusan Machfud- Mujiaman untuk menyelesaikan persoalan kasus surat ijo sampai tuntas.
Hal itu menurut Gunawan telah disampaikan langsung kepada warga surat ijo. Dan komitmen penyelesaian kasus warga surat ijo ini akan menjadi langkah pertama ketika terpilih sebagai wali kota. Ini menunjukkan iktikad baik Machfud Arifin untuk memberikan solusi atas sengketa antara Pemkot Surabaya dengan warga pemegang surat ijo yang sudah berlangsung puluhan tahun.
Selain itu, masih kata Gunawan, dirinya merasa memiliki visi dan misi yang sama dengan program pro-rakyat yang telah disusun oleh Machfud-Mujiaman bersama Super Team-nya.
“Seperti pengentasan kemiskinan, pendidikan, dan pemerataan pembangunan, yang dinilainya sangat realistis untuk diwujudkan, sehingga mampu membawa perubahan Kota Surabaya lebih baik dan lebih maju lagi,” tandas dia.
Sebelumnya, saat deklarasi di Hotel Mercure, Rabu (28/10/2020) lalu, kepada media, mantan ketua DPW PSI Jatim Wendik Alfianto mengatakan, dukungan kader PSI kepada Machfud Arifin-Mujiaman memang tak sejalan dengan keputusan DPP PSI yang mendukung Er-Ji. Namun mereka memiliki alasan sendiri untuk membelot. Bagi mereka sosok MA saat ini paling pantas untuk memimpin Kota Surabaya.
” Kami yakin, Machfud Arifin- Mujiaman bisa membawa Surabaya jadi kota yang lebih baik,” ujar dia.
“Inilah bentuk kepekaan kami sehingga secara sukarela dan tanpa paksaan untuk mendukung Pak MA. Kita memang beda dengan kawan-kawan kita yang ada di seberang sana,” kata Wendik.
Menurut Wendik, keputusan mendukung MA oleh para kader PSI ini murni dilatarbelakangi track record MA yang selama ini terhitung cukup baik. Apalagi ketika menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur, MA membawa perubahan yang nyata. Begitu pula ketika MA diberi amanah sebagai Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Jatim pada Pilpres 2019. MA berhasil mengantarkan Jokowi-Amin menang telak di Jatim dan Surabaya.
” Intinya, Machfud Arifin merupakan sosok pemimpin idaman untuk Kota Surabaya, Jiwa kepemimpinannya sudah tidak perlu diragukan lagi,” tandas dia.
Wendik menegaskan, sebenarnya banyak dari kader aktif PSI di Surabaya yang ingin mendukung MA-Mujiaman, namun karena DPP PSI mengeluarkan surat larangan serta sanksi pemecatan dan ancaman bagi kader yang mendukung MA, maka banyak dari mereka yang menarik dukungannya, bahkan ada yang mundur dari kepengurusan.
Menanggapi banyaknya kader PSI yang tidak tegak lurus dengan perintah DPP, Ketua DPW PSI Jatim Shobikin Arif ketika dikonfirmasi menyatakan memang tidak bisa dipungkiri, banyak kader PSI yang berbeda dukungan dengan DPP pada Pilkada Surabaya kali ini.
“Ya, kami akan ajak mereka berdiskusi dan kembali ke jalan yang benar. Wendik memang sudah tidak lagi di kepengurusan DPW Jatim yang baru. Karena itu, kami minta rekan Wendik untuk tidak mengatasnamakan DPW PSI Jatim dan mendukung calon lain. Kalau soal dukungan pribadi dia ke MA karena mungkin dianggap lebih cocok, itu menjadi urusan dan hak dia sebagai warga Surabaya,”ungkap dia.
Soal sanksi, Shobikin enggan berkomentar banyak.
“Kalau itu (sanksi) menjadi domain DPP. Karena yang mengeluarkan rekom dukungan juga DPP, ” imbuh dia.
Sementara Ketua DPD PSI Kota Surabaya Josiah Michael ketika dikonfirmasi, enggan berkomentar.
” persoalan ini kita serahkan DPW dan DPP PSI, Silakan kontak pak Shobikin aja, “elak dia. (*)