Surabaya – Rapat membahas tentang Raperda Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Surabaya tahun 2025 – 2045.
Rapat digelar oleh panitia khusus (Pansus) DPRD Kota Surabaya di ruang komisi C bersama Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) kota Surabaya.
Baktiono Ketua Pansus RPJPD DPRD Kota Surabaya mengatakan, bahwa rapat RPJPD membicarakan rencana program jangka panjang daerah kota Surabaya.
“Tentang Dinas kependudukan dan pencatatan sipil secara program sudah menyampaikan dengan detail,” ujar Baktiono ditemui wartawan seusai rapat pansus RPJPD. Rabu (19/2024) siang
Ia menuturkan, kondisi program sekarang sampai tahun 2029 hingga sampai tahun 2045 yang akan datang perlu ada masukan
“Itu perlu ada masukan masukan,” kata Baktiono
Menurut legislator dari fraksi PDIP ini, karena untuk perkembangan pendataan penduduk sudah banyak yang mobile
“Tetapi mereka itu tempat tinggalnya masih tempat tinggal yang lama,” ungkap Baktiono
Oleh karena itu, menurut ia, diperlukan untuk deteksi penduduk melalui program mobile yang dinilai sudah bagus.
“Tapi caranya seperti apa untuk mempercepat itu,” tanya Baktiono.
Dalam rapat Pansus RPJPD DPRD Kota Surabaya sudah menyampaikan kepada Dispendukcapil, kata ia, harus menjemput bola.
“Jemput bola itu seperti turun di rusun bersama RT, RW, Lurah dan Camat,” tutur Baktiono.
Sehingga Dispendukcapil bersama Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, menurut ia harus mencatat penghuni rusun yang benar benar dari pemerintah kota.
“Supaya apa, kita tahu pada waktu daftar sekolah dan banyak yang mengeluh sakit di waktu pemilihan umum baik itu pilkada, pilpres maupun pileg banyak yang golput,” kata Baktiono
Menurut Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya ini, karena warga yang tinggal di rusun tidak berdomisili di tempat tersebut namun masih berdomisili di tempat yang lama.
“Artinya mereka tidak memilih di tempat itu dan mereka juga enggan memilih di tempat tinggal yang lama,” ungkap Baktiono.
Terkait masalah akte kelahiran ini, pihaknya menilai Dispendukcapil luar biasa bekerja sama dengan seluruh rumah sakit pemerintah, swasta, puskesmas, dan klinik yang ada di kota Surabaya.
“Mereka warga kota Surabaya yang melahirkan anak di sana langsung di beri identitas gratis tidak bayar dan ini harus diteruskan sampai 2045,” kata Baktiono
Terkait e-KTP, ia menyebut, Dispendukcapil mempunyai program bisa membuat e-KTP supaya warga tidak perlu datang ke kantor kelurahan atau Kecamatan.
“Asal mereka (Warga) ini datanya lengkap,” kata Baktiono
Ia mengatakan, jika pembuatan e-KTP melalui online dan foto sendiri juga bisa tetapi jika foto kurang pas atau kurang cocok.
“Itu bisa di tolak dengan sendirinya bahkan foto sendiri di e-KTP pun juga demikian,” kata Baktiono
Ia mencontohkan, seperti foto tidak sesuai, miring atau kurang pas itu akan ditolak dengan sendirinya melalui program tersebut.
“Program ini sampai tahun 2030 dan kota Surabaya sudah melakukan itu,” kata Baktiono
Untuk mendeteksi jika ada warga yang melapor karena berpindah-pindah, menurut ia, Dispendukcapil bekerja sama dengan kantor pelayanan publik atau instansi yang ada
“Agar nantinya mereka (Warga) yang berdomisili tidak sesuai dengan KTP maka NIK nya akan non aktif,” kata Baktiono
Artinya, menurut ia, non aktif itu bukan dicoret tetapi agar warga masyarakat memberitahu berdomisili ada dimana.
“Agar mereka (Warga) terdeteksi,” kata Baktiono
Meski demikian, pihaknya menyarankan tidak asal untuk menonaktifkan NIK warga dalam kondisi sakit.
“Tapi kalau dinonaktifkan mereka warga yang kurang mampu akan menjadi pasien umum atau bayar,” papar Baktiono.
Sementara itu, Eddy Christijanto Kepala Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya mengatakan bahwa sebenarnya yang disampaikan oleh komisi C dalam rapat RPJPD tidak ada masalah
“Penduduk (Surabaya) kita saat ini ada 3.000.009 juta ribu,” ujar Eddy Christijanto
Ia menjelaskan, untuk proyeksi sampai tahun 2045 jumlah pertumbuhan penduduk menjadi, 3.000.270 juta ribu
“Karena jumlah pertumbuhan penduduk kita 0.7 persen / per tahun,” terang Eddy Christijanto
Pihaknya merinci, baik itu lahir mati dikurangi mati, termasuk pindah masuk dikurangi pindah keluar.
“Itu pertumbuhannya 0,7 persen per tahun di tahun 2023,” kata Eddy Christijanto
Artinya, pihaknya sudah bisa proyeksikan jumlah penduduk sampai tahun yang akan datang
“Yaitu 3.000.270 juta ribu,” pungkas Deddy Christijanto. (irw)