Surabaya – Kelanjutan pembangunan sejumlah proyek infrastruktur masih menjadi fokus utama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya di tahun 2018 mendatang. Beberapa proyek infrastruktur tersebut diantaranya tinggal proses penyelesaian.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Agus Imam Sonhaji menyampaikan, dari total kekuatan APBD Kota Surabaya sebesar Rp 9,11 triliun di tahun 2018, sebanyak 22,86 persen atau senilai 2,083 triliun diperuntukkan bagi infrastruktur.
Menurut Agus Sonhaji, salah satu pembangunan infrastruktur yang menjadi perhatian pemkot adalah meneruskan penyelesaian proyek box culvert Banyu Urip yang masih kurang enam kilometer.
“Kami akan meneruskan pembangunan box culvert Banyu Urip untuk sampai ujung. Ini masih kurang 6 kilometer dan ini akan kami kerjakan bertahap (multi years). Selain untuk menambah panjang jalan baru, ini juga berfungsi untuk pematusan,” tegas Agus Sonhaji di acara media gathering yang digelar di Kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Jumat (08/12/2017).
Selain melanjutkan proyek box culvert Banyu Urip, pembangunan infrastruktur yang menurut Agus Sonhaji menjadi fokus di 2018 adalah pembangunan Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB) dan Jalur Lingkar Luar Timur (JLLT), dan menuntaskan ujungnya jalur Middle East Ring Road (MERR). Dia menyebut di tahun ini, pemkot melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan akan fokus pada pembebasan lahan dan tahun depan mulai pembangunan fisik.
Penambahan jalan-jalan baru juga menjadi concern pemkot. Menurut Agus Sonhaji, infrastruktur pembangunan jalan menjadi fokus Pemkot Surabaya karena berpengaruh dalam menunjang perekonomian di Kota Surabaya. Dengan jalan diperbanyak, lalu lintas akan semakin lancar dan ekonomi masyarakat akan meningkat. “Ini penting untuk menekan biaya logistik. Termasuk juga pemeliharaan jalan existing,” sambung Agus Sonhaji.
Sebagai bagian dari fokus pada proyek jalan tersebut, pejabat kelahiran Kediri ini menyebut pemkot juga akan menuntaskan pembangunan frontage road di tahun 2018. Untuk FR sisi barat yang sampai di depan rumah sakit islam, tahun depan akan dikebut pengerjaannya.
Pembangunan infrastruktur yang juga menjadi fokus pemkot di tahun 2018 adalah terkait penanganan banjir. Salah satunya adalah penambahan pompa baru. Baik penambahan pompa air baru maupun penambahan kapasitasnya. “Harapannya, ketika hujan deras, pompa air ini bisa memompa air lebih cepat. Fokusnya adalah mempersingkat lamanya genangan, merendahkan tinggi genaangan dan menyempitkan luasan genangan,” sambung pejabat yang pernah menjabat Kepala Dinas Cipta Karya ini.
Selain pembangunan infrastruktur, pemkot juga mengalokasikan anggaran cukup besar untuk pendidikan. Yakni mencapai 24,10 persen atau sebesar 2,196 triliun dari kekuatan APBD Surabaya di tahun 2018. Serta pelayanan masyarakat sebesar 19,23 persen dan kesehatan sebesar 10,46 persen.
Pakar pembangunan kota dari ITS, Aryo Sulistyo menyampaikan, besarnya anggaran untuk pendidikan tersebut sesuai dengan motto Surabaya. Khusus untuk pembangunan infrastruktur, Aryo berharap pemkot selain fokus pada penataan kota juga fokus pada pencegahan banjir. “Ini karena wilayah Surabaya itu 30 persen nya itu lebih rendah dari permukaan laut. Untuk itu, penting agar pembangunan box culvert yang sudah bagus dibangun berkelanjutan, jangan sepotong-sepotong. Itu harapan kami selaku akademisi,” ujarnya. (red/hum)