Surabaya – Pemkot Surabaya akan menyiapkan rumah sakit lapangan yang ditempatkan di lapangan tembak Kedung Cowek. Rumah sakit lapangan tembak itu akan digunakan sebagai tempat isolasi mandiri.
Dari pantauan, pekerja terus mempersiapkan penyulapanan lapangan tembak sebagai rumah sakit lapangan. Karena banyak ruangan yang sangat luas dan tentu sangat jauh dari pemukiman penduduk. Karena lokasinya berdekatan dengan JLLT dan Benteng Kedung Cowek.
Menurut Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pengunaan rumah sakit lapangan di Surabaya saat ini memang sangat dibutuhkan mengingat banyak yang melakukan isolasi mandiri. Bahkan, dirinya menyebut warga banyak yang ingin masuk ke Asrama Haji ketika sudah terpapar Covid-19 untuk melindungi keluarganya masing-masing.
“Hari ini di Asrama haji yang antri sudah 700 orang, sehingga hari ini kita membuat tempat untuk rumah sakit lapangan isolasi mandiri, seperti di Asrama Haji itu,” katanya. Minggu (04/07/2021)
Eri menjelaskan, di tempat itu juga akan ada perawatnya. Pihaknya akan menggunakan empat tempat yang sangat lebar dan luas yang bisa dijadikan tempat perawatan pasien Covid-19 itu. Kapasitas rumah sakit yang sedang disiapkan itu sekitar 500 lebih. Namun, jumlah itu masih dihitung kembali, karena prosesnya masih terus dilakukan penataan, apalagi masih ada beberapa ruangan yang bisa dipergunakan juga.
“Tapi nanti kita pastikan lagi dengan bed jumlahnya berapa, nanti insyallah kita pastikan, tapi daya tampungnya sekitar 500 lebih. Jadi, dari depan pintu masuk, dari bawah itu akan ada tempat IGD, setelah itu baru dimasukkan ke kamar-kamar. Kita siapkan semuanya dengan mengerahkan semua satgas, kita siapkan tempat tidurnya dan semuanya. Senin (05/07/2021) insyallah sudah bisa dioperasionalkan rumah sakit lapangan di lapangan tembak ini, semoga bisa bermanfaat,”tegasnya.
Pasien yang akan dirawat di rumah sakit lapangan itu adalah pasien OTG atau gejala ringan, karena khusus yang sudah sesak nafas dan sudah parah akan langsung dirawat di rumah sakit. Sedangkan yang masih gejala ringan bisa dirawat di tempat tersebut.
“Kalau isolasi di tempat ini kan bisa dipantau oleh dokter, karena di sini nanti juga akan ada dokter, yang paling penting itu. Berbeda kalau isolasi mandiri di rumah, kan tidak ada dokter, sehingga tidak bisa dipantau dan itu yang mengkhawatirkan ,” jelasnya.
Eri mengaku merasa tidak tega ketika melihat warga Surabaya yang terpapar Covid-19. Ia juga mengaku tidak ingin ada warga Surabaya yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik dari kota tercinta ini.
Makanya, ia pun memastikan bahwa apapun akan dilakukan untuk kepentingan warga Surabaya, yang penting warga Surabaya sehat dan terbebas dari Covid-19.
“Semua yang dimiliki oleh pemkot akan kita manfaatkan untuk melayani warga, termasuk gedung ini,” pungkasnya. (irw/mat)