PSBB Surabaya Dinilai Masih Setengah Hati, Fraksi Golkar Minta Kantor Kecamatan Dijadikan Markas Operasi

oleh

Surabaya – Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Pahlawan Surabaya sejak 28 April hingga dihari ke 9 ini dinilai masih setengah hati, hal ini dikatakan oleh fraksi Partai Golkar.

“Saya melihat ada tindakan masih setengah hari yang dilakukan oleh pemerintah kota dalam penerapan PSBB,” ujar Arif Fathoni Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Surabaya. Rabu (06/05/2020).

Tujuan sebenarnya PSBB, menurut Thoni, mendisiplinkan masyarakat agar sebaran covid-19 bisa diantisipasi paling tidak mengkanalisir, dan dampak dari penerapan PSBB pastti rugi secara ekonomi.

“Semua lapisan masyarakat menderita kerugian karena PSBB, tapi itu harus dilakukan meskipun pahit, agar sebaran covid-19 ini bisa diantisipasi,” katanya. saat ditemui wartawan.

Maka itu, Thoni menjelaskan, jangan sampai kerugian ekonomi yang didapatkan, tetapi tujuan PSBB tidak didapatkan artinya sudah jatuh tertimpa tangga, oleh sebab itu pihaknya berharap kepada pemerintah kota agar kantor kecamatan dijadikan sebagai markas operasi bersama.

“Saya berharap kepada pemerintah kota agar kantor kecamatan dijadikan sebagai tempat markas operasi bersama melibatkan tiga pilar,” paparnya.

Kantor Kecamatan, Kata Thoni, karakteristik masyarakatnya berbeda beda, ketika ada operasi bersama yang dilakukan oleh Kantor Kecamatan itu pendekatannya ke masyarakat juga efektif.

“Karena ada Satpol PP, Bakesbanglinmas, TNI dan Polri ini namun markas operasinya di Kantor Kecamatan saja,” katanya.

Selama ini, menurut Thoni, operasi gabungan yang sudah dilakukan hanya ada di jalan protokol saja, padahal penerapan social distancing yang paling susah itu melibatkan komunitas komunitas masyarakat yang belum teredukasi tentang bahaya covid-19.

“Makanya saya berharap ada sisa (PSBB) hari ini digunakan se efektif mungkin,” katanya.

Untuk itu, Thoni mendesak, agar kantor kecamatan digunakan sebagai markas operasi bersama tiga pilar dalam rangka mengedukasi masyarakat agar menerapkan Physical distancing untuk memahami apa tujuan PSBB ini sehingga surabaya paling tidak berhasil mengatasi sebaran covid-19 dengan baik.

“Tetapi, saya juga menyarankan, inikan bantuan, alhamdulillah saya melihat di media hari ini sudah mulai dikucurkan,” ungkapnya.

Ketika masa sosialisasi, Thoni berharap, bantuan bantuan sosial kepada masyarakat sudah diberikan sehingga ketika PSBB diterapkan tidak ada penolakan yang berarti dari masyarakat, karena pemerintah sudah mencukupi kebutuhan primer masyarakat.

“Tapi ini sudah terlambat, namun tidak apa apa tidak ada kata terlambat untuk tujuan baik dan masih ada beberapa waktu lagi untuk memanfaatkan paling tidak PSBB ini bisa berhasil kita capai,” pungkasnya.  (irw)