Surabaya – Komisi D DPRD Surabaya menggelar rapat koordinasi terkait pelayanan RSUD Dr M. Soewandhie tentang pengelolaan parkir diarea tersebut. Kamis (28/9/2022)
Ketua Komisi D Khusnul Kotimah mengatakan, rapat hari ini merupakan dari tindaklanjut berdasarkan hasil rapat komisi D.
“Kami ingin memastikan rencana kesiapan wisata kesehatan yang beberapa waktu lalu sudah disampaikan oleh pak wali kota,” ujar Khusnul Khotimah ditemui usai rapat.
Menurut Politisi PDIP ini, hal itu lebih ke perfomen rumah sakit Soewandhie karena rumah sakit Soewandhie adalah salah satu rumah sakit kebanggaan warga kota surabaya.
“Jadi kami ingin memastikan kapan dan bagaimana rencana wisata kesehatan yang akan dilaksanakan,” katanya
Khusnul menjelaskan, salah satu catatan komisi D adalah terkait tentang lalu lintas yang menuju ke rumah sakit Soewandhie tersebut
“Kami meminta kepada rumah sakit agar melakukan upaya upaya untuk bisa mengatur terkait parkir disekitar rumah sakit,” terangnya
Ketika wisata kesehatan dilaksanakan Khusnul meminta jangan sampai ada kendala sulitnya akses masuk untuk mobil ambulance yang akan menuju ke rumah sakit.
“Kami minta ada rapat kewilayahan yang diinisiasi oleh pemerintah kota Surabaya dengan melibatkan pihak rumah sakit Soewandhie, Dishub, Satpol PP dan Polsek termasuk warga sekitar,” tuturnya
Meski demikian, kata Khusnul, untuk melakukan pendekatan secara humanis dan persuasif agar turut serta menjaga lingkungan dan diharapkan bahwa upaya upaya yang sedang disiapkan segera dilakukan.
“Nantinya pak Wali Kota sudah mencanangkan wisata kesehatan mulai dilaunching maka kita tidak mengalami kendala terutama masalah mobil ambulance ke rumah sakit,” tuturnya.
Direktur RSUD Soewandhie dr Billy Daniel Messakh mengatakan, area di sekitar Soewandhie itu seharusnya steril dari perparkiran
“Tentunya subtansi yang dibicarakan adalah kecepatan dalam mendistribusikan orang sakit masuk ke Soewandhie itu adalah problem utamanya,” ujar dr Billy Daniel
Dengan perparkiran steril itu, menurut dr Billy, memungkinkan untuk kecepatan pasien itu lebih cepat masuk ke rumah sakit Soewandhie dan selama ini pihaknya mengaku ada kendala.
“Ya ada (Kendala),” ungkapnya
dr Billy mencontohkan, seperti dari Utara tambak bening perparkiran terlalu tebal bisa sampai dua lapis sehingga semula mobil bisa dua arah
“Itu tinggal 1 arah saja, 1 mobil saja yang lewat akibatnya hambatan kerja baik itu di tambang bening maupun tambak jati,” katanya
Untuk itu, dr Billy menuturkan, saat ini RSUD Soewandhie mempunyai lahan parkir baik untuk karyawan staf ataupun pengunjung
“Lahan itu bisa menampung 250 mobil sedangkan lahan parkir untuk sepeda motor sekitar 300 an,” terangnya
Pengunjung pasien rawat jalan di RSUD Soewandhie dr Billy menjelaskan, rata rata 1200 sampai 1300 pasien
“Pasien rawat jalan paling banyak BPJS yang menggunakan motor sehingga parkirnya mereka itu diluar,” paparnya
Problem saat ini, jika perparkiran diarea Soewandhie dikelola oleh warga, kata dr Billy, akan dibicarakan bersama.
“Kalau bisa jangan diarea Soewandhie situ atau kalau bisa jangan sampai 2 lapis,” tuturnya.
Sementara itu, Kabid Lalu Lintas Dishub kota Surabaya Soesandi Ismawan mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan masyarakat sekitar untuk penertiban parkir liar.
“Kami akan koordinasikan dengan warga sekitar. Karena selama ini yang mengelola parkir bukan kami,” singkatnya. (irw)