Surabaya – Reses Tahun Sidang Ke 2 Masa Sidang Pertama dilaksanakan oleh Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya A Hermas Thony di daerah pemilihan (Dapil) 3 telah menemukan beberapa persoalan paling krusial di masyarakat.
“Reses yang kami laksanakan telah menemukan beberapa persoalan yang palin krusial,’ ujar A Hermas Thony Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya. Selasa (27/10/2020)
Persoalan paling krusial, menurut ia, adalah masalah kondisi situasi ekonomi masyarakat yang mulai jatuh karena dihadapkan dengan persoalan persoalan yang sulit.
“Seperti berdagang begitu berat, pendapatan menurun apalagi kebutuhan hidup tetap bahkan meningkat,” katanya.
Terhadap hal tersebut, kata penasehat Fraksi Gerindra ini, berimplikasi kepada kondisi ekonomi yang terhimpit dan ini menurutnya, menjadi sebuah persoalan yang dianggap paling krusial.
“Ini perlu mendapatkan penanganan cepat dari pemerintah kota,” kata A. Hermas Thony akrab dipanggil Thony ini.
Temuan hasil reses ini, ia menjelaskan, akan dibawa melalui mekanisme kedewanan, tentu pihaknya harus merumuskan pokok pikiran lalu di paripurnankan setelah itu disampaikan ke pemkot.
“Itu baru dimasukan dalam progam pembangunan kedepan di tahun 2022 akan dilaksanakan atau minimal PAK tahun 2021,” kata Thony.
Tetapi, kata ia, setelah persoalan tersebut ditemukan dan mumpung Pemerintah Kota masih dalam tahap penyusunan APBD tahun 2021 dan sambil melaksanakan tersebut, maka pihaknya mendorong pemerintah kota menterjemahkan dan melaksanakan pemulihan ekonomi.
“Kami mendorong kepada pemerintah kota agar betul betul menterjemahkan dan melaksanakan pemulihan (ekonomi) ini,” tutur Thony.
Soal payung hukum, ia menjelaskan, bisa berlindung kepada pemerintah pusat tentang pemulihan ekonomi nasional, terhadap usaha tersebut, menurutnya, yang ada dibawah bisa melakukan dengan kreatif.
“Kita bisa lebih enovatif, progresif, dan dengan harapan target yang terukur,” terangnya.
Sehingga, ekonomi tidak sampai terpuruk, tetapi cukup dengan kondisi sekarang saat ini bisa membaik kembali tanpa harus menunggu waktu yang sekarat ekonominya.
“Untuk itu saya menawarkan kepada pemkot untuk melakukan beberapa hal,” kata Thony.
Kalau Pemerintah Kota merasa pede dengan SDM yang dimilikinya, kata ia, tunjukan untuk menjadi paranomal ekonomi yang bisa menyelesaikan persoalan ekonomi dengan cepat.
Sebaliknya, kata ia, kalau tidak bisa, tidak usah menutup nutupi kekurangan kekurangannya, namun lakukan cara dengan mengendorse pihak lain supaya bisa membantu dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi itu.
“Kami tawarkan kepada pemerintah kota membentuk salah satunya ”Dewan Pemulihan Ekonomi Kota Surabaya,” kata Thony.
Penawaran Pembentukan Dewan Pemulihan Ekonomi Kota Surabaya, menurut ia, Pemerintah Kota bisa memilih atau menunjuk dari beberapa pihak yang bersikap independent untuk dibentuk.
“Kalau bisa dibentuk itu dalam kurun waktu tertentu dan mampu, dan juga target yang jelas,” katanya.
Pertama, ia menjelaskan, bagaimana merumuskan ekonomi masyarakat terselamatkan, kedua bagaimana melakukan pemulihan ekonomi dan ketiga menuju normalisasi ekonomi.
“Dari langkah langkah itu mereka membedah apa yang akan dilakukan,” papar Thony.
Untuk itu, pihaknya berharap, mereka bisa mendapati data yang akurat tentang situasi ekonomi kota surabaya terupdate dengan situasi sekarang, dan memisahkan ekonomi bawah, menengah dan ekonomi kelas atas.
“Karena 3 lapis ini sama sama terkena dampak pandemi covid-19,” katanya.
Untuk skala prioritas, pihaknya tidak bermaksud tidak perhatian kepada ekonomi atas tetapi lebih perhatian memprioritaskan kepada ekonomi bawah lebih dahulu karena satu satu tereatment atau formula.
‘Langkah langkah apa yang perlu dilakukan,” kata Thony.
Misalkan, kata ia, mengklaster mereka bergerak dalam bidang apa, seperti bidang kuliner, budaya atau bidang lainnya dan ini menurutnya perlu dituntaskan atau dipetakan karena pendekatnya berbeda beda.
“Terhadap mereka diberikan stimulus atau bantuan seperti apa, ini harus kita pikirkan baru kemudian melangkah pada tahapan tahapan selanjutnya,” tutup Thony. (irw)