Surabaya – Warga Dupak Masigit gang III Kelurahan Jepara Kecamatan Bubutan kota Surabaya yang sempat menjalani karantina di rumah sakit Husada Utama, hotel kawasan Jalan Bangka Surabaya. Kemudian karantina dipindahkan ke Asrama Haji Sukolilo,
Hampir satu bulan mereka menjalani pemeriksaan medis dan karantina mandiri. Hari ini Jumat (05/06/2020) 26 orang yang sempat dikarantina itu sudah boleh dipulangkan ke kampungnya.
Kepulangan mereka sebelumnya telah menjalani serangkaian swab laboraturium sebanyak tiga kali, hasil awal dinyatakan reaktif dan positif, akan tetapi hasil lab swab kedua dan ketiga hasilnya menunjukkan negatif. Atas dasar hasil swab tersebut sebanyak 26 warga Dupak Masigit dipulangkan ke kampungnya.
Sebelumnya warga Dupak Masigit gang III yang dikarantina mandiri mengeluhkan jika mereka dalam kondisi jenuh dan merasa bosan menjalani karantina mandiri di Asrama Haji Sukolilo tersebut.
Namun, untuk menguatkan metal mereka, Budi Leksono sebagai tokoh masyarakat dikampung itu memberikan motivasi agar keberadaan mereka didalam masa karantina untuk bersabar dan terus kuat.
“Iya tadi saya sempat memberikan masukan buat mereka, supaya mereka tetap bersabar sambil menunggu keputusan dari hasil swabnya. Jangan sampai kejadian beberapa hari yang lalu sedang menimpah Wakil Wali Kota Surabaya, Bapak Whisnu Sakti Buana terjadi lagi,” terangnya pada media ini.
Kalau mereka telah dinyatakan negatif dari hasil swab laboraturium terakhir bisa dipastikan hanya menunggu surat rekomendasi untuk kepulangannya, sambung dia.
“Dan Alhamdulillah, saya dapat kabar dari Tim Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 Pemkot Surabaya, bahwa hari ini, 26 warga Dupak Masigit gang III telah dinyatakan negatif hasil swab terakhirnya. Dan bisa dipastikan mereka sudah boleh kembali beraktivitas dikampungnya,” kata Abah Budi, begitu dipanggil warga sekitar.
Walaupun mereka telah dipulangkan, Abah Budi berpesan, agar warga yang dipulangkan itu, tetap waspada dan selalu mengikuti protokol kesehatan dengan selalu cuci tangan atau hand sanitizer, menggunakan masker, jaga jarak aman minimum satu meter (Physical Distancing) serta makan dan minuman bergizi.
“Saya himbau pada mereka yang telah dipulangkan agar mentaati atuaran dari protokol kesehatan Covid-19. Apalagi di Kampung Dupak Masigit sudah ada ‘Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo’,” ujarnya.
Terbaru ada rumor yang berkembang dimasyarakat kampung Dupak Masigit, bahwa ada warga yang statusnya Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Tampa Gejala (OTG) masih berkeliaran mencari teman baru untuk ditulari virus ini, terang Abah Budi.
“Saya menyayangkan rumor itu terus menjadi viral dikalangan masyarakat kampung Dupak Masigit. Untuk itu saya meminta pada semua elemen masyarakat dan Gugus Tugas serta Tim Hunter Polda Jatim untuk memberikan pencerahan bagi masyarakat Dupak Masigit kondisi yang sebenarnya,” tukas dia.
Kondisi ini lanjut Abah Budi, harus segera mendapatkan respon, supaya rumor itu tidak terus berkembang dan warga tidak resah.
“Saya meminta agar tim tiga pilar dan gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Pemkot Surabaya turun tangan memberikan kepastian dan pencerahan buat masyarakat di Kampung Dupak Masigit, Kel. Jepara Kec. Bubutan agar masyarakat tidak resah,” pungkas Abah Budi. (irw)