Surabaya – Anggota Komisi V DPR RI melakukan kunjungan kerja di kantor Daop 8 PT Kereta Api Indonesia (Persero) Stasiun Gubeng Surabaya.
Kunjungan tersebut terkait soal banyaknya perlintasan kereta api yang dinilai belum punya penutup palang pintu bahkan belum ada penjaga sehingga rawan terjadi kecelakaan.
“Yang lewat di situ (perlintasan) tentu menyangkut nyawa publik,” Ujar Bambang Haryo Soekartono, Anggota Komisi V DPR RI, Senin (12/11/2018).
Menurut Bambang, perlintasan kereta api yang bersimpangan dengan angkutan jalan raya ini tentunya dibutuhkan sistim penjagaan atau alarmnya yang harus betul betul bagus
“Terutama penjaganya harus tahu jadwal yang jelas kapan kereta api akan lewat,” katanya.
Dari data yang ada, Kata Bambang jumlah perlintasan kereta api yang yang belum memiliki alat palang penutup cukup banyak sekitar 60 %, dan bahkan 40 % belum ada penjaganya.
“Ini yang perlu direalisasikan agar tidak lagi kecelakan korban kereta api,” katanya.
Politisi Partai Gerinda ini menerangkan terkait AIMO atau infaskruktur maintence operation digunakan oleh kereta api yang sudah dianggarkan untuk penjaga palang pintu dikurangi.
“Seharusnya anggaran itu tidak boleh di kurangi, tapi saya lihat itu dari 1,7 triliun pagu yang diajukan hanya direalisasi 1,3 triliun,” Paparnya.
Akibat pengurangan itu, Bambang mengungkapkan, bisa berakibat rawan terjadi kecelakaan yang menimbulkan nyawa publik dan ini tidak boleh terjadi.
“Disamping itu, Sumber Daya Manusi (SDM) ini menjadi sangat penting juga,” tegasnya.
Bukan hanya soal itu, Bambang menambahkan, Dirjen PT KAI berencana akan mengajukan soal mengikrut tenaga untuk bertugas sebagai penjaga palang pintu kereta api.
“Tetapi dianggarkan kecil sekali, cuma 20 milyard saja,” terangnya.
Hal tersebut, Bambang berharap pemerintah lebih serius, pertama adalah soal permasalahan anggaran untuk keselamatan nyawa publik jangan sampai dikurangi.
“Kedua dipercepat soal sumber daya manusia yang akan bertugas menjaga palang pintu KA,” pintanya.
Ketiga, lanjut Bambang, pihak PT KAI dan Kepolisian diminta terus berupaya sosialisasi kepada masyarakat tentang Perundangan Undangan Perkeretaapian saat melintas di perlintasan rel kereta api.
“Agar semua harus peduli tentang keselamatan,” Pungkasnya. (irw)